Puisi | Di atas hamparan sajadah
Dua tangan mendekap dada di iringi nyanyian hati dengan sayir-syair suci, berdiri tegak tak ingin roboh pun di usik, lidah bergoyang dengan bait sakral di ucapkan, fokus pada tujuan awal sembari melihat ke bawah dan berdiri lagi persiapan tuk berbisik ke bumi, masih sama melantunkan ayat-ayat mulya di mata kami, di situlah cara ajaib yang lazim di kerjakan oleh sebagian orang yang paham siapa yang maha esa pun siapa maha kuasa dan maha raja di raja, dilakukan aura hitam pun sukar ingin meraba, serta membentuk kehidupan lebih indah bahagia. Kalimat Allahuakbar di jadikan pembuka dalam kehidupan, dan salam sebagai penutup di akhir cerita.
Puisi | Inilah aku
Aku semangat
Kau malah bilang aku hebat
Bersatu dalam lingkaran
Kau malah di rasyuki syetan
Aku berbuat baik pada mereka
Kau malah mengusik para raga
Terus kau ini bagaimana,
Atau aku yang harus bagaimana?
Tubuhku kini rapuh
Bila aku kau anggap musuh
Ya, terpaksa aku jatuh
Tuk mengobati rasa yang tak utuh
Aku akan kembali ke sana
Jika suasana dan rasa seperti semula.
Puisi | Darah biru
Di satu tempat
Di satu ruang
Di satu bumi, dan
Di situ jadi satu.
Di rangkul
Di bentuk tuk terbentuk
Di cintai tuk mencintai
Di rawat tuk jadi orang hebat.
Itulah yang sebenarnya.
Puisi | Di paksa lupa
Menutup mata memaksa diri untuk lupa
Sekedar informasi bahwa melupakan itu mudah, namun tidak untuk sebuah kenangan, duri yang menusuk diri dari arah jauh, ku tepis dengan terbitnya matahari baru nan memberikan kenyamanan hingga detik ini. Pantas bila ku tak mau menemani siapapun, sebab tak ingin ada tragedi yang terulang, ini nyaman bagi ku namun tidak tau untuk siapa yang ingin sekedar tersenyum sementara. Terapung bersama api yang berujung manis, tak usah merajut nostalgia di masa itu prihal instrumen penghianatan terhadap ucap yang ku anggap serius, ada raga menarik jiwa ini untuk menemani , namun tak ada jalan lurus bila ku ikuti, bahkan dikala selepas perginya dia, para arwah kegelapan menemani setiap saat untuk membuat sesat, hampa rebah serta tak bisa berada di atas sajadah.
Langganan:
Postingan (Atom)