Puisi | Di barista

Di barista sunyi dan sepi menyendiri hanya berteman rokok dan pahit nya kopi. Tak ada pembeli meski sudah di tawarkan dengan senyum manis agar memesan, kembali lagi di barisan tangga sembari merajut asa di kala gerimis hujan berteman dinginnya angin nan menerpa, gelas-gelas kosong menunggu kedatangan air hangat dan dingin bila ada pesanan, namun realisasinya tak ada, melebarkan senyuman agar menghampiri ku, sembari berkata saya mau memesan kopi susu yang manis dan nasi goreng Jawa dengan bumbu rempah nan gurih serta di buat penuh dengan rasa cinta, namun faktanya tak ada.

2 komentar:

  1. Bersabarlah kawan setapak selangkah lagi kau akan dihampiri, teruslah begitu tanpa sadar kau telah menata hidup dengan senyummu itu.

    BalasHapus