Puisi | Selembar kertas kenangan

Kertas itu ada bait motivasi yang besar pembangkit raga yang menghampa, di tulis dengan tinta cairan dari hati yang begitu bening. Namun di balik itu, ternyata ada hal yang merusak sebuah cerita tentang bagaimana masa depan ingin bersama, merangkai hal nan belum terjadi dengan rasa yang sama di setiap waktu berganti pakaian kabarpun di tanyakan prihal baik atau tidaknya, sembari melebarkan senyuman tampa ada paksaan, seperti yang ku alami sekarang ingin tersenyum pun di paksakan oleh keadaan. Janji palsu, kenangan menjadi debu dikarenakan komitmen di akhiri dengan kesepakatan, padahal tak ingin ku lakukan, namun posisi mu sekarang di prioritaskan bersama dia aku tidak, makasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar