Puisi | Di atas hamparan sajadah

Dua tangan mendekap dada di iringi nyanyian hati dengan sayir-syair suci, berdiri tegak tak ingin roboh pun di usik, lidah bergoyang dengan bait sakral di ucapkan, fokus pada tujuan awal sembari melihat ke bawah dan berdiri lagi persiapan tuk berbisik ke bumi, masih sama melantunkan ayat-ayat mulya di mata kami, di situlah cara ajaib yang lazim di kerjakan oleh sebagian orang yang paham siapa yang maha esa pun siapa maha kuasa dan maha raja di raja, dilakukan aura hitam pun sukar ingin meraba, serta membentuk kehidupan lebih indah bahagia. Kalimat Allahuakbar di jadikan pembuka dalam kehidupan, dan salam sebagai penutup di akhir cerita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar